KELUH KESAL SI POHON MANGGA
Alkisah di suatu daerah, terdapatlah 2 pohon yang hidup bersampingan di depan sebuah rumah besar. Si Pohon mangga adalah pohon yang selalu mengeluh, tidak sabaran, maka dari itu banyak dari daunnya yang sering berguguran. Berbeda dengan Si Pohon Jeruk, yang sabar dalam menghadapi celotehan temannya yang selalu banyak bicara.
Pada suatu ketika, Pohon Mangga berkata, “Hari ini sangat terik ya, banyak daunku yang berguguran akibatnya”. Pohon Jeruk hanya berkata, “Ini sebuah berkah yang di berikan Tuhan kepada kita, kita harus mensyukurinya”. Tapi, Pohon Mangga menjawab, “Biar Bagaimanapun, hal seperti ini bisa membuat kita kekeringan dan mati secara perlahan”. Pohon Jeruk hanya tersenyum mendengar temannya berkata seperti itu. Lalu, datanglah sang pemilik rumah yang membawa tanaman yang di dapat dari hutan di Kalimantan. Tanaman tersebut mendengar apa yang di katakan Pohon Mangga. Lalu tanaman tersebut berkata, “Hidup disini enak sekali, berbeda dengan di Kalimantan”. Mendengar perkataan itu, kedua pohon itu terheran-heran. Lalu tanaman tersebut menjawab, “di Kalimantan, sangat banyak pohon yang lebih tinggi sehingga kita tanaman kecil tidak mendapat sinar matahari. Seharusnya kalian sangat bersyukur berada disini”. Pohon Jeruk menjawab, “Iya, dengan limpahan matahari seperti ini, aku bisa menghasilkan banyak buah”.
Pohon mangga yang kesal membalas, “Tapi di Kalimantan, pasti hujan turun sangat deras, berbeda dengan disini yang kering kerontang”. Pohon Jeruk dan tanaman tersebut hanya tersenyum dan tanaman itu berkata, “Disana banyak sekali pohon yang tumbuh lebih tinggi daripada kamu, Pohon Mangga. Pohon seperti kamu tidak akan banyak mendapat tetesan air hujan, karena poho lain tumbuh sangat tinggi”. Pohon Jeruk menambahkan, “Setidaknya kalau turun hujan disini, kita semua bisa sangat basah. Kamu harus bersyukur Pohon Mangga”.
Pohon Mangga lalu membalas lagi, “Disana sangat damai, tidak ada orang yang mau mencabut rantingku atau menebang sebagian dahanku”. Si tanaman tersenyum mendengarnya. Lalu dia menjawab, “Siapa bilang? Seperempat dari hutan Kalimantan hampir habis di tebangi para penebang kayu yang serakah. Malah, mereka seenaknya saja menebang tanpa pandang bulu”. Pohon mangga yang mendengar itu langsung menjawab, “Benarkah apa yang kamu katakan?”. Si tanaman menjawab, “iya, aku tidak berkata bohong. Pemilik ruamhmu yang baik hati ini menyelamatkanku dari bahaya kebakaran dan membawaku kesini agar bisa tumbuh dan berkembang dengan leluasa”. Pohon Mangga lalu merasa sangat bersyukur telah tinggal disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar